• Contact
  • Privacy Policy
  • Disclaimer

A

  • DROPDOWN MENU
  • About
  • Template
  • Tutorial SEO
  • Senjata NgeBlog
  • Sitemap
  • More
    • Kode Warna
    • Template
    • SL Wuss V2
    • SL Wuss V3
    • SL Super Fast
Home » CERPEN JPI » CERPEN : "KAMU" Oleh: Meilisa Eka Nur Alam

CERPEN : "KAMU" Oleh: Meilisa Eka Nur Alam

Posted by A on Thursday, September 11, 2014
Label: CERPEN JPI



KAMU
Oleh: Meilisa Eka Nur Alam 



�Sesekali, biarkan amarahmu lepas,� ujarku santai.
Kau menyalakan sebatang rokok. Mengapitnya di bibirmu. Pemantik itu, segera menyulut lintingan tembakau secara perlahan. Aku benci itu, kuakui. Aku membiarkan dirimu hanyut dalam setiap isapan. Bahkan, setiap isapan itu seakan mempunyai makna. Untukku dan untuk dirimu.
�Sepertinya, kau sudah tidak merasa terganggu, ya,� balasmu.
Aku hanya mengangkat kedua bahuku. Ya, sepertinya, berada di dekatmu aku sudah mulai terbiasa. Aku tahu, sebenarnya dirimu tak tega, bila aku ikut mengisap asap yang keluar dari mulut dan hidungmu. Tapi, kau juga tak sanggup bila keterpurukan itu ada dihidupmu. Kau butuh pelampiasan.
�Apa yang membuatmu bertahan?� tanyamu seketika.
�Entahlah,� sahutku, �mungkin kisah hidupmu.�
Ya, aku mengenal dirimu semenjak dua tahun yang lalu. Mungkin, hanya aku yang sanggup dekat dan selalu mendengar keluh kesahmu. Tapi, jika kau tahu, kau sangat jauh. Seperti benteng yang berdiri kokoh. Dan aku, tak sanggup untuk memasuki itu. Misterius.
Kau selalu berkata bahwa aku seperti lilin. Menerangi orang lain di saat gelap, namun ikhlas jika dirinya terbakar demi menerangi orang lain. Aku suka akan hal itu. Kupikir, ucapanmu itu tulus.
Namun, dari beribu alasan, aku benar-benar menyukai kisah hidupmu. Kisah hidupmu bukan tentang pangeran yang mengendarai kuda. Bukan juga laki-laki pewaris kekayaan milik keluargamu. Tapi, kisah hidupmu seperti karang. Selalu memeluk ombak dan bertahan dari badai.
***
Jika hati ini memilih dirimu, akankah ada alasan untuk berpaling?
�Apa definisi bahagia menurutmu?� tanyamu ketika kita sedang menikmati azure.
Ya, sebenarnya aku tahu arah tujuan ini. Kau akan bilang bahwa, kebahagiaanmu adalah ketika kau melihat azure�langit biru yang cerah. Aku tahu akan hal ini. Sebelum kau memberitahuku.
�Bersama orang yang kucintai,� ujarku yang juga menatap azure, �itu membuatku bahagia,� sambungku.
�Hanya itu?� tanyamu lagi.
Aku mengangguk. Mungkin itu adalah hal remeh untukmu, namun itu adalah hal yang paling membahagiakan. Bersama dirimu.
�Hmm.... kamu kan jago nulis, coba buatin aku satu kisah. Tentang azure, rokok dan kebahagian. Bisa?� tanyamu.
Kamu memintaku untuk membuatkan kisah tentang azure, rokok dan kebahagiaan? Bagaimana, kalau aku menceritakan tentang hidupmu? Tentang kisah kita? Biarkan semua yang kau mau menjadi pemanis dalam kisah kita. Kau setuju?
***
�Maaf aku udah ngecewain kamu. A....ku....� kamu terdiam cukup lama.
Seperti ada ribuan anak panah yang melesat menuju hatiku. Ya, aku mengaku kalah dengan dia�perempuan pilihanmu. Dan asal kau tahu, aku memang hanya sebatang lilin. Seperti katamu waktu itu. Rela berkorban untuk menerangi, namun harus mengakui bahwa akan meleleh.
�Apa kamu nggak tahu pengorbananku? Atau..... dia hanya jadi pelampiasan hidupmu? Hah?!� air mata yang dari tadi kutahan, kini sukses meleleh membentuk muara.
Kau mengembuskan napas teratur. �Apa kau pernah merasakan kehilangan? Merasa kesepian?�
Sekarang aku yang merasakannya. Kehilangan dirimu.
�Nggak pernah, kan?!� tanyamu dengan nada yang cukup keras. �Orang kaya kamu nggak pernah tau artinya kehilangan. Sakitnya menyayangi dan perihnya ditinggalkan. Kamu tahu bagaimana hidupku, kan? Itu beban!�
Kau segera menyalakan sebatang rokok. Mengisapnya secara asal. Dadamu naik turun tak beraturan. Aku tahu ini pelampiasanmu. Kau melepas amarahmu. Kepadaku.
Aku terdiam cukup lama. Pengakuanmu tadi adalah mimpi buruk bagiku. Semua yang telah kurencanakan�di otakku, seakan sirna, hilang dan tak berbekas. Kalau kau tahu, harusnya aku berbicara dengan perempuan yang kau pilih itu. Memaki dan mempertanyakan apa dia tidak tahu bahwa aku memperjuangkanmu. Dari awal kita bertemu.
�Kau seharusnya tak membuat kisah seperti itu. Aku hanya tak ingin menyakitimu terlalu lama,� ujarmu pelan.
Basi! Kau bahkan menyakitiku lebih dari itu. Dan kau tahu, hatiku ternyata lebih kuat dari karang. Dan sekarang aku tahu rasanya memeluk ombak. Menyakitkan.
�Coba sesekali kau duduk terdiam. Menyusuri heningya malam dengan hatimu. Kau akan tahu di mana hatimu akan pulang.� Aku bangkit dan pergi meninggalkanmu.
Aku harap kau akan pulang.
***
Bagaimana kalau aku memulainya dengan azure? Aku tahu kau sangat menyukai itu. Ohh.... aku meralatnya. Bagaimana kalau aku memulainya dengan cerita tentang kita? Tentang kamu dan aku.
Masih ingatkah saat pertama kali kita bertemu? Di bawah langit berwarna azure? Kau tahu, aku menemukan definisi bahagia itu. Ya, bersama orang yang kucinta. Dan itu bersama dirimu.
Waktu itu, aku tak sengaja melihat kau sedang tidur terlentang, menatap langit berwarna cerah. Seulas senyum menghiasi bibirmu. Dan tanpa kau sadari, bibirku pun juga ikut tersenyum. Bahagia.
Aku mengikutimu. Terlentang menyaksikan azure. Aku benar-benar telah jatuh cinta kepadamu. Azure, langit pagi berwarna biru. Tenang dan menghanyutkan. Seperti dirimu dan cintamu.
Jika kau tahu, benda kecil yang sering kusebut hati, itu selalu menyerukan namamu. Tak peduli jika panggilan itu kau abaikan. Ya, bahkan sampai hati ini terasa sesak, ia tetap berteriak. Menyerukan namamu.
Cintaku terhadapmu terus bergejolak. Kadang, cintaku seperti sebatang rokok. Candu. Ya, aku begitu mencintaimu. Bahkan, kepulan asap yang dulu aku benci, kini mulai aku cintai. Karena kamu.
Namun, aku sadar, bahwa rokok itu akan habis, seiring kau isap isi tembakaunya. Tapi, apa yang terjadi? Rokok itu seakan terus hidup, tanpa takut akan habis.
Aku tahu, ada benteng kokoh yang membatasi kita. Ya, kau membuat benteng itu. Membuat diriku merasa dekat sekaligus jauh darimu. Aku sulit menggapai dan meraihmu. Padahal, cinta ini sudah membuatku candu. Ingin memilikimu.
Dan sekarang, lihatlah makna dari azure, rokok dan kebahagian. Kau tak perlu mencari semua itu. Kau hanya perlu menyadari itu. Semua.
Aku tak akan pernah menyesal mencintai dan mengenal dirimu. Bahkan, hingga azure itu kembali pada periode gelapnya. Atau bahkan, sebatang rokok itu lenyap dan kebahagianmu hilang, aku tetap akan mencintaimu. Selalu.
Sent.



PROFILE PENULIS


Cewek yang senang berceloteh ini, sedang menikmati tahun pertamanya menjadi mahasiswi di salah satu universitas swasta di bekasi. Selain hobi membaca, hobi dia yang lain adalah jahilin orang yang ada di sekitarnya. Selalu punya amunisi untuk berceloteh dengan orang-orang baru. Sering bergentayangan di @meysnaaa dan lebih suka menjadi stalker. 
 



CATATAN: Setiap karya yang kami publikasikan hak cipta dan isi tulisan sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis

0 Response to "CERPEN : "KAMU" Oleh: Meilisa Eka Nur Alam "

← Newer Post Older Post → Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)

All Blogger Tricks

POPULAR POSTS

  • CERPEN: "Tentang Senja Oleh" Oleh : Dina Nurhayati
    Tentang Senja Oleh:  Dina Nurhayati Engkau mengerti tentang kegundahanku yang tak tampak. Seperti pasir-pasir kecil yang kusembunyikan dalam...
  • AGENDA JPI JOGJA
    JARINGAN PENULIS INDONESIA Yogyakarta Akan mengadakan pertemuan rutin: Ngorbrol Bareng Penulis: Diskusi sastra, dari Ide sampe ke toko buku....
  • Anggota Resmi Jaringan Penulis Indonesia
                    Anggota Resmi Jaringan Penulis Indonesia adalah mereka yang telah bergabung dengan Jaringan Penulis Indonesia dan memiliki ...
  • CERPEN : "Di PDKT-in Hantu" Oleh : Ilham Ramadhan
    Di PDKT-in Hantu Oleh : Ilham Ramadhan                      Nama gue adalah Beno Castelard. Meskipun nama gue keren, tapi gue jomblo.   S...
  • CERPEN: "Sebuah Cerpen Berjudul Keris" By Endik Koeswoyo
    Sebuah Cerpen Berjudul Keris Malam semakin mejelang, para Gus itu mulai muncul dengan senyum masing-masing. Kalimat salam muncul lalu diikut...
  • OPINI : "JANGAN MINTA SAYA BERHENTI MENULIS" Oleh : Ekmi Yunita
     OPINI  JANGAN MINTA SAYA BERHENTI MENULIS  Oleh : Ekmi Yunita             Tidak banyak orang yang bisa menuangkan pikiran, gagasan bahkan ...
  • CERPEN : "SINGLE" Oleh: Vivi Priliyanti
    SINGLE Oleh: Vivi Priliyanti   September 2012             �Hmmm�tak terlalu buruk, tunggu kabar untuk pertemuan selanjutnya.� ekspresi ibu...
  • Sinopsis Film Pendek: Mengaku Anti Korupsi?
    Semakin ke sini semakin banyak yang membicarakan tentang korupsi. Dari pemerintahan yang berkoar-koar anti korupsi, namun entah, nyatanya ba...
  • CERPEN : "GONE..." By: Einca Ratna Sari
    GONE... By: Einca Ratna Sari �Mungkinkah kita bisa menikah?�           Kamu tertawa geli saat lagi-lagi kutanyakan hal yang sama. Aku tertun...
  • CERPEN : "SURAT CINTA NISA" Oleh: Eko Suseno
    SURAT CINTA NISA Oleh: Eko Suseno Satu pilihan yang A ku anggap tepat untuk saat ini adalah putus hubungan. Tidak ada lagi saling menyalahk...

Most Comennted

Blog Archive

  • ▼  2014 (102)
    • ►  December (2)
    • ►  November (8)
    • ►  October (30)
    • ▼  September (56)
      • CERBUNG : Bukan Siti Tapi Nurbaya Oleh: Endik Koes...
      • CERBUNG : Bukan Siti Tapi Nurbaya Oleh: Endik Koes...
      • CERPEN: "Gone2# --- NELANGSA" By: Einca Ratna Sari
      • PUISI: "DEAR FRIEND" By: Miumiu
      • CERPEN: "Keajaiban Cerita Merah Bata" By: Muhammad...
      • PROSA : TELEPORTASI HUJAN Oleh: Agyasaziya Raziev
      • CERPEN: "Luka" By: Fikry Hasyim
      • CERPEN : WINTER SOLSTICE Oleh Sahid Salahuddin
      • CERPEN: "DARA by Rofie Khaliffa
      • CERPEN : "GONE..." By: Einca Ratna Sari
      • CERPEN : "Pesan Untuk Luka" By: Deyanggi Bhinekasw...
      • CERPEN : "Warna Cinta Sejati" By: Eko Suseno
      • CERPEN : "QUE: Pelajaran di Bilik Penjara" By: Helly
      • CERPEN : "22 AGUSTUS" By: Roffie Khalifah
      • CERPEN : "Penantian Ibunda" By: Ayuyu Pertiwi
      • PUISI : "Kecupan Untuk Mbah Putri" By: Tri C Fakhri
      • CERPEN: "Behind the secret admirer" By: Syammas Pi...
      • CERBUNG : "Untitled" By: Eka Annisa
      • PUISI : "Malam ini aku merindukanmu, rindu memanda...
      • CERPEN : "Sepatu Athaya" By: Rofie Khaliffa
      • CERPEN : "HILANG... " Oleh: Einca Ratna Sari
      • CERPEN : "I MISS YOU" Oleh : Atika Puspita
      • CERPEN: "SE7EN GHOSTS" Oleh: MiuMiu Algorythmz
      • CERPEN : "SURAT CINTA NISA" Oleh: Eko Suseno
      • CERPEN : "KAMU" Oleh: Meilisa Eka Nur Alam
      • CERPEN : "SINGLE" Oleh: Vivi Priliyanti
      • OPINI : "JANGAN MINTA SAYA BERHENTI MENULIS" Oleh ...
      • CERPEN : "Hurt on Spring Sky" Oleh: Deyanggi Bhi
      • CERPEN : "Secangkir Kopi" Oleh : Tegar Noorwira D.P.
      • CERPEN : "Mei Heart Me" Oleh : Risky Fitria Harini
      • CERPEN : "Tok Tok Tok... !" Oleh : Rara Aywara
      • OPINI : "JODOH" Oleh : Muhammad Fikry Hasyim
      • CERPEN: "Dia (Dulu) Lelakiku" (Flash Fiction 329 ...
      • CERPEN : "Di PDKT-in Hantu" Oleh : Ilham Ramadhan
      • CERPEN : "Sepasang Cincin" Oleh : Fieqman Marsyam
      • CERPEN : "METROPOLIS" Oleh: Heri Purwoko
      • OPINI : "Mengingat Kematian" Oleh: Oleh: Jangku...
      • RESENSI NOVEL : "Love, Interrupted" Oleh: Mel Ara
      • Kritik Novel "Planet Graxpiex" Oleh: Planet Graxpiex
      • CERPEN : "Lelaki Pencemburu dan Bulan Biru" Oleh: ...
      • CERPEN : "You`re Write A Sins Not Tragedy" Oleh: E...
      • CERPEN : "DIA" Oleh : Rahazlen Avelia
      • CERPEN: "Tentang Senja Oleh" Oleh : Dina Nurhayati
      • OPINI : "Belajar dari Umar bin Khattab" Oleh: Jang...
      • CERPEN : "SATU (SAUDARA, TEMAN, BUDAYA)" Oleh : Ya...
      • DARIMANA DATANGNYA IDE ? Written by : Novy E.R.
      • CERPEN : "Tanyakan Pada Merlion" By Rofie Khaliffa
      • PUISI : "KAMU" By Cosiolenti Fellygrina
      • CERPEN: "Sebuah Cerpen Berjudul Keris" By Endik Ko...
      • Anggota Resmi Jaringan Penulis Indonesia
      • CERPEN : "Lukisan Terakhir Peri Pasir" BY Lidya Ok...
      • PUISI: TriCe Fakhri
      • CERPEN: "Diah, Dia Melodiku" Oleh : Alzhainmelody
      • PUISI: Ahmad Ali Ashshidiqi
      • PUSISI ZaEnal Abidin RiAm
      • PUISI Danang Amilian Supradana
    • ►  August (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (4)
  • ►  2013 (5)
    • ►  May (2)
    • ►  March (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2011 (5)
    • ►  May (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2010 (29)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (1)
    • ►  August (3)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (4)
    • ►  March (6)
    • ►  February (4)
    • ►  January (1)
  • ►  2009 (9)
    • ►  December (1)
    • ►  November (4)
    • ►  October (1)
    • ►  August (3)

About Us!

Risalah Islam

Kategori

  • AGENDA JPI
  • Alamat Penerbitan
  • Anggota Resmi Jaringan Penulis Indonesia
  • Biografi Penulis
  • Blog Sahabat
  • CERBUNG "Bukan Siti Tapi Nurbaya"
  • CERPEN JPI
  • Formulir Keanggotaan
  • INFO JPI
  • KARYA ANGGOTA
  • Kolaborasi 100 Penulis
  • Kritik Novel
  • OPINI JPI
  • Prosa
  • PROSA JPI
  • Puisi JPI
  • RESENSI NOVEL
  • REVIEW FILM
  • Sebilah Sayab Bidadari
  • Sinopsis Film Pendek
  • Sinopsis JPI
  • Tentang Sebuah Gagasan JPI
  • Tips dan Trik Menulis
  • VISI dan MISI Jaringan Penulis Indonesia
Copyright 2015 A. All Rights Reserved. Template by SL Blogger and CB Blogger. Original Theme by Mas Sugeng. Powered by Blogger