• Contact
  • Privacy Policy
  • Disclaimer

A

  • DROPDOWN MENU
  • About
  • Template
  • Tutorial SEO
  • Senjata NgeBlog
  • Sitemap
  • More
    • Kode Warna
    • Template
    • SL Wuss V2
    • SL Wuss V3
    • SL Super Fast
Home » CERPEN JPI » CERPEN : "Secangkir Kopi" Oleh : Tegar Noorwira D.P.

CERPEN : "Secangkir Kopi" Oleh : Tegar Noorwira D.P.

Posted by A on Thursday, September 11, 2014
Label: CERPEN JPI



CERPEN : Secangkir Kopi
Oleh : Tegar Noorwira D.P.

      
      Kebiasaan terkadang tidak cocok dengan keadaan. Sedangkan peka adalah senjata terjitu menguak sesuatu.
JOE adalah pemuda yang paling beruntung. Ia memenangkan lomba. Memenangkan kuis. Memenangkan undian. Segala macam yang berbabau uang ia selalu beruntung. Mungkin keberuntungan Joe yang berturut-turut ini jarang terjadi. Namun memang demikianlah kehendak Tuhan.
Rumah besar berlantai tiga, halaman luas berumput hijau, dan satu mobil berwarna merah. Itulah kekayaan Joe yang berasal dari keberuntungan. Joe menjadi kaya raya diumurnya yang baru dua puluh lima tahun.
�Kenapa kau mau menikahi aku yang sudah janda, Joe?� kata istrinya sambil menaruhkan secangkir kopi di meja.
�Sudah kukatakan berulang kali sebelum kita menikah, Sayang. Kau cantik. Wajahmu bersinar, rambutmu  panjang, dan bibirmu manis. Semerah buah jambu.� Joe berhenti berkata. Tetapi kedua matanya terus bergerak mengamati kopi buatan istrinya. �Lagipula kau janda yang belum beranak.� Katanya lagi.
�Tapi aku lebih tua darimu.�
�Tiga tahun lebih tua dariku, tak masalah ....� Joe menatap istrinya penuh selidik. �Aku baru tahu, kenapa kau mau hidup bersamaku. Sayangnya aku terlambat mengetahui semua ini ....�
�Apa maksudmu? Aku mencintaimu Joe, karena kau tulus mencintaiku .....�
�Oh ya?� kedua alis Joe bergerak ke atas. �Hm, sepertinya kau lupa lagi. Aku tidak suka kopi. Singkirkan kopi itu.�
�Maaf, aku lupa.� Kata istrinya sambil pergi membawa kopi itu ke dapur.
Ketika ia kembali, Joe mengecup pipinya. �Sudah malam, ayo kita tidur. Besok aku mau pergi.�
Istrinya tersenyum sambil menganggukkan kepala.
Pagi hari yang cerah. Sebelum Joe berangkat, istrinya menyediakan secangkir kopi di meja ruang tamu. Joe melihat kopi itu, kemudian ia menggeleng-gelengkan kepala. �Sudah kubilang puluhan kali sejak kita menikah. Aku tidak suka kopi, Sayang ....�
�Oh, maaf. Aku akan menggantinya dengan secangkir teh.�
Sebelum istrinya beranjak pergi, Joe memanggilnya. �Sonia! Sekarang aku mau pergi. Tak perlu repot membuatkan teh.�
Istrinya membalikkan badan, Joe langsung mengecup pipinya.
Setelah Joe pergi, Sonia masuk ke kamar.
Ia membuka lemari baju. Mengambil sebuah kotak. Lalu membuka kotak itu perlahan-lahan. �Indah sekali kalung dan cincin ini.� Ia tersenyum, mengagumi emas dan perak pemberian Joe.
***
Joe bertemu temannya di sebuah cafe.
�Joe, aku butuh bantuanmu.� Kata temannya. �Kau si Raja Untung. Tak banyak orang yang mengetahui sepak terjangmu, mencari keuntungan lewat segala macam undian dan kuis. Tapi aku tahu tentangmu, kau teman dekatku. Manis pahit pernah kita rasakan bersama ....�
�Tak perlu menyanjungku, Bram. Langsung saja katakan. Apa yang ingin kau butuhkan. Uang?�
�Ya, uang. Eh, bukan. Maksudku ada hubungannya dengan uang.� Ia menyebulkan asap rokoknya sebelum melanjutkan bicara. �Aku mau ikut undian acara tahunan di kampungku. Tiketnya seharga sepuluh ribu. Aku akan membeli tiket itu dan kau yang menyerahkannya ke panitia. Aku yakin pasti akan menang. Berkat tanganmu ....�
Joe tertawa. �Ok!� katanya singkat.
�Jika aku menang, kau akan kuberi bagian ... dan ....�
�Tunggu!� Joe memotong perkataan Bram. �Orang itu memesan kopi.� Kata Joe sambil menggerakkan kepalanya ke arah orang yang baru saja datang.
�Kau juga suka kopi? Mari kita pesan,� kata Bram.
�Tidak. Kopi itu mengingatkan sesuatu.� Joe menatap Bram yang masih asyik merokok. �Aku mau membantumu tentang undian itu. Asalkan kau mau mendengarkan sedikit ceritaku.�
Bram mengangguk.
Joe mulai bercerita. �Aku beruntung dalam hal uang, tapi tidak beruntung dalam hal pernikahan. Aku punya masalah, Bram. Istriku tahu aku suka teh, tapi dia selalu menyuguhkan kopi. Kau tahu apa artinya?�
�Maaf kawan. Aku belum menikah. Aku tak mengerti masalah rumah tangga.�
�Secara tidak sadar istriku telah membuatku jengkel. Rasa cintaku memudar. Secangkir kopi ... secangkir kopi ....� Joe mengulangi perkataannya sambil berpikir. Meyakinkan dirinya sendiri, bahwa dugaannya pasti benar. �Istriku tidak bisa melupakan mantan suaminya.�
***
Hari berikutnya.
Joe sedang membaca koran pagi di halaman rumah. Istrinya muncul dan membawakan secangkir kopi.
�Buang! Dan ganti dengan teh!� kata Joe bernada sumbang.
Istrinya takut. Ia buru-buru membuang kopi itu. Lalu masuk ke dalam rumah, berniat menggantinya dengan teh.
 Sonia tidak bisa melupakan kebiasaannya ketika  menjadi istri mantan suaminya, Thomas. Setiap pagi ia sering menyiapkan kopi untuk thomas. Kebiasaan itu berlanjut hingga ia memiliki suami yang baru, Joe. Setiap pagi dan malam ia selalu menyediakan kopi untuk Joe.
Joe tidak menyukai secangkir kopi. Dalam arti lain, ia tidak menyukai Sonia yang masih terbawa masa lalu. Tetapi  ia tidak pernah menegaskan bahwa dirinya hanya sebagai pelarian istrinya, atau sebagai pelampiasan materiil.
Hari-hari berikutnya Joe sering pulang malam. Ia mencari penghiburan untuk menenangkan hati.
Ketika ia pulang ke rumah dan mengucapkan selamat tidur kepada Sonia, ada sedikit hal aneh yang tidak dimengerti Sonia ....
�Selamat tidur, Sayang ....� Joe mengecup bibir istrinya.
Jika Sonia peka seperti joe, ia pasti tahu. Joe sering mengecup pipi sebelum pergi atau sebelum tidur. Tetapi baru-baru ini ia mengecup bibirnya.
Sonia sedang dalam proses mengubah kebiasaan di masa lalunya. Sedangkan Joe baru saja  dihinggapi kebiasaan-kebiasaan masa kini. Selama pergi pulang malam, siapa yang tahu jika Joe mempunyai kebiasaan mengecup bibir wanita lain?  
 �Ini Secangkir kopinya, Sayang,� kata Sonia diwaktu lain.
�Dan ini kecupanku, Sayang,� balas Joe.
Kesan harmonis yang menyembunyikan sesuatu. Hanya tinggal menunggu waktu. Mereka saling menutup diri.
Menutupi pasangan gelapnya masing-masing ....

                                                    ~Sekian~

Tegar Noorwira DP
10 Mei 13 *Secangkir Kopi*



 TENTANG PENULIS

Tegar Noorwira Dwi Pangestu, lahir tanggal 13 maret 1989. Tinggal di Karangwaru Lor TR 2/95 RT 01 RW 01 Yogyakarta. Adalah seorang penulis freelance. Serius menjadi penulis saat duduk di Sekolah Menengah Atas. Karya pertamanya yang sudah pernah terbit adalah �Reinkarnasi Pangeran Angin� (Novel terbitan tahun 2011).
Selain mempunyai hobi menulis (puisi, cerpen, novel), menggambar, menciptakan lagu, dan fitnes, ia juga menjadi penulis khusus untuk cerita komik di beberapa penerbit berkolaborasi bersama seorang komikus. Selain itu, masih ada juga beberapa karya indie.
Penulis bisa dihubungi atau dijumpai melalui akun facebook Egar Noorwira Dp. Alamat blog www.egarnoorwira.blogspot.com.







 




CATATAN: Setiap karya yang kami publikasikan hak cipta dan isi tulisan sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis

0 Response to "CERPEN : "Secangkir Kopi" Oleh : Tegar Noorwira D.P. "

← Newer Post Older Post → Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)

All Blogger Tricks

POPULAR POSTS

  • CERPEN: "Tentang Senja Oleh" Oleh : Dina Nurhayati
    Tentang Senja Oleh:  Dina Nurhayati Engkau mengerti tentang kegundahanku yang tak tampak. Seperti pasir-pasir kecil yang kusembunyikan dalam...
  • AGENDA JPI JOGJA
    JARINGAN PENULIS INDONESIA Yogyakarta Akan mengadakan pertemuan rutin: Ngorbrol Bareng Penulis: Diskusi sastra, dari Ide sampe ke toko buku....
  • Anggota Resmi Jaringan Penulis Indonesia
                    Anggota Resmi Jaringan Penulis Indonesia adalah mereka yang telah bergabung dengan Jaringan Penulis Indonesia dan memiliki ...
  • CERPEN : "Di PDKT-in Hantu" Oleh : Ilham Ramadhan
    Di PDKT-in Hantu Oleh : Ilham Ramadhan                      Nama gue adalah Beno Castelard. Meskipun nama gue keren, tapi gue jomblo.   S...
  • CERPEN: "Sebuah Cerpen Berjudul Keris" By Endik Koeswoyo
    Sebuah Cerpen Berjudul Keris Malam semakin mejelang, para Gus itu mulai muncul dengan senyum masing-masing. Kalimat salam muncul lalu diikut...
  • OPINI : "JANGAN MINTA SAYA BERHENTI MENULIS" Oleh : Ekmi Yunita
     OPINI  JANGAN MINTA SAYA BERHENTI MENULIS  Oleh : Ekmi Yunita             Tidak banyak orang yang bisa menuangkan pikiran, gagasan bahkan ...
  • CERPEN : "SINGLE" Oleh: Vivi Priliyanti
    SINGLE Oleh: Vivi Priliyanti   September 2012             �Hmmm�tak terlalu buruk, tunggu kabar untuk pertemuan selanjutnya.� ekspresi ibu...
  • Sinopsis Film Pendek: Mengaku Anti Korupsi?
    Semakin ke sini semakin banyak yang membicarakan tentang korupsi. Dari pemerintahan yang berkoar-koar anti korupsi, namun entah, nyatanya ba...
  • CERPEN : "GONE..." By: Einca Ratna Sari
    GONE... By: Einca Ratna Sari �Mungkinkah kita bisa menikah?�           Kamu tertawa geli saat lagi-lagi kutanyakan hal yang sama. Aku tertun...
  • CERPEN : "SURAT CINTA NISA" Oleh: Eko Suseno
    SURAT CINTA NISA Oleh: Eko Suseno Satu pilihan yang A ku anggap tepat untuk saat ini adalah putus hubungan. Tidak ada lagi saling menyalahk...

Most Comennted

Blog Archive

  • ▼  2014 (102)
    • ►  December (2)
    • ►  November (8)
    • ►  October (30)
    • ▼  September (56)
      • CERBUNG : Bukan Siti Tapi Nurbaya Oleh: Endik Koes...
      • CERBUNG : Bukan Siti Tapi Nurbaya Oleh: Endik Koes...
      • CERPEN: "Gone2# --- NELANGSA" By: Einca Ratna Sari
      • PUISI: "DEAR FRIEND" By: Miumiu
      • CERPEN: "Keajaiban Cerita Merah Bata" By: Muhammad...
      • PROSA : TELEPORTASI HUJAN Oleh: Agyasaziya Raziev
      • CERPEN: "Luka" By: Fikry Hasyim
      • CERPEN : WINTER SOLSTICE Oleh Sahid Salahuddin
      • CERPEN: "DARA by Rofie Khaliffa
      • CERPEN : "GONE..." By: Einca Ratna Sari
      • CERPEN : "Pesan Untuk Luka" By: Deyanggi Bhinekasw...
      • CERPEN : "Warna Cinta Sejati" By: Eko Suseno
      • CERPEN : "QUE: Pelajaran di Bilik Penjara" By: Helly
      • CERPEN : "22 AGUSTUS" By: Roffie Khalifah
      • CERPEN : "Penantian Ibunda" By: Ayuyu Pertiwi
      • PUISI : "Kecupan Untuk Mbah Putri" By: Tri C Fakhri
      • CERPEN: "Behind the secret admirer" By: Syammas Pi...
      • CERBUNG : "Untitled" By: Eka Annisa
      • PUISI : "Malam ini aku merindukanmu, rindu memanda...
      • CERPEN : "Sepatu Athaya" By: Rofie Khaliffa
      • CERPEN : "HILANG... " Oleh: Einca Ratna Sari
      • CERPEN : "I MISS YOU" Oleh : Atika Puspita
      • CERPEN: "SE7EN GHOSTS" Oleh: MiuMiu Algorythmz
      • CERPEN : "SURAT CINTA NISA" Oleh: Eko Suseno
      • CERPEN : "KAMU" Oleh: Meilisa Eka Nur Alam
      • CERPEN : "SINGLE" Oleh: Vivi Priliyanti
      • OPINI : "JANGAN MINTA SAYA BERHENTI MENULIS" Oleh ...
      • CERPEN : "Hurt on Spring Sky" Oleh: Deyanggi Bhi
      • CERPEN : "Secangkir Kopi" Oleh : Tegar Noorwira D.P.
      • CERPEN : "Mei Heart Me" Oleh : Risky Fitria Harini
      • CERPEN : "Tok Tok Tok... !" Oleh : Rara Aywara
      • OPINI : "JODOH" Oleh : Muhammad Fikry Hasyim
      • CERPEN: "Dia (Dulu) Lelakiku" (Flash Fiction 329 ...
      • CERPEN : "Di PDKT-in Hantu" Oleh : Ilham Ramadhan
      • CERPEN : "Sepasang Cincin" Oleh : Fieqman Marsyam
      • CERPEN : "METROPOLIS" Oleh: Heri Purwoko
      • OPINI : "Mengingat Kematian" Oleh: Oleh: Jangku...
      • RESENSI NOVEL : "Love, Interrupted" Oleh: Mel Ara
      • Kritik Novel "Planet Graxpiex" Oleh: Planet Graxpiex
      • CERPEN : "Lelaki Pencemburu dan Bulan Biru" Oleh: ...
      • CERPEN : "You`re Write A Sins Not Tragedy" Oleh: E...
      • CERPEN : "DIA" Oleh : Rahazlen Avelia
      • CERPEN: "Tentang Senja Oleh" Oleh : Dina Nurhayati
      • OPINI : "Belajar dari Umar bin Khattab" Oleh: Jang...
      • CERPEN : "SATU (SAUDARA, TEMAN, BUDAYA)" Oleh : Ya...
      • DARIMANA DATANGNYA IDE ? Written by : Novy E.R.
      • CERPEN : "Tanyakan Pada Merlion" By Rofie Khaliffa
      • PUISI : "KAMU" By Cosiolenti Fellygrina
      • CERPEN: "Sebuah Cerpen Berjudul Keris" By Endik Ko...
      • Anggota Resmi Jaringan Penulis Indonesia
      • CERPEN : "Lukisan Terakhir Peri Pasir" BY Lidya Ok...
      • PUISI: TriCe Fakhri
      • CERPEN: "Diah, Dia Melodiku" Oleh : Alzhainmelody
      • PUISI: Ahmad Ali Ashshidiqi
      • PUSISI ZaEnal Abidin RiAm
      • PUISI Danang Amilian Supradana
    • ►  August (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (4)
  • ►  2013 (5)
    • ►  May (2)
    • ►  March (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2011 (5)
    • ►  May (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2010 (29)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (1)
    • ►  August (3)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (4)
    • ►  March (6)
    • ►  February (4)
    • ►  January (1)
  • ►  2009 (9)
    • ►  December (1)
    • ►  November (4)
    • ►  October (1)
    • ►  August (3)

About Us!

Risalah Islam

Kategori

  • AGENDA JPI
  • Alamat Penerbitan
  • Anggota Resmi Jaringan Penulis Indonesia
  • Biografi Penulis
  • Blog Sahabat
  • CERBUNG "Bukan Siti Tapi Nurbaya"
  • CERPEN JPI
  • Formulir Keanggotaan
  • INFO JPI
  • KARYA ANGGOTA
  • Kolaborasi 100 Penulis
  • Kritik Novel
  • OPINI JPI
  • Prosa
  • PROSA JPI
  • Puisi JPI
  • RESENSI NOVEL
  • REVIEW FILM
  • Sebilah Sayab Bidadari
  • Sinopsis Film Pendek
  • Sinopsis JPI
  • Tentang Sebuah Gagasan JPI
  • Tips dan Trik Menulis
  • VISI dan MISI Jaringan Penulis Indonesia
Copyright 2015 A. All Rights Reserved. Template by SL Blogger and CB Blogger. Original Theme by Mas Sugeng. Powered by Blogger