• Contact
  • Privacy Policy
  • Disclaimer

A

  • DROPDOWN MENU
  • About
  • Template
  • Tutorial SEO
  • Senjata NgeBlog
  • Sitemap
  • More
    • Kode Warna
    • Template
    • SL Wuss V2
    • SL Wuss V3
    • SL Super Fast
Home » CERPEN JPI » CERPEN : "QUE: Pelajaran di Bilik Penjara" By: Helly

CERPEN : "QUE: Pelajaran di Bilik Penjara" By: Helly

Posted by A on Tuesday, September 16, 2014
Label: CERPEN JPI


Que : Pelajaran di Bilik Penjara

By: Helly 


�Que, jangan pernah kau ulangi segala perbuatanmu itu!�  Fris menasehatiku  dengan  suara  lantang dan tegas. "Kamu tau semua tidak dapat dibenarkan, bahkan oleh semut kecil pun.�  Nafasku menderu menahan sesal yang teramat kuat.  �Aku melakukan ini semua sebatas untuk bisa bertahan hidup, Fris.�
�Tapi kan bukan begitu caranya. Masih banyak hal lain yang bisa kamu lakukan, aku sangat  yakin kamu bisa, Que.�  Fris mengataiku lagi, kemudian ia pergi. Ingatan akan pembicaraan dengan  Fris, sahabat sejatiku, tadi siang sangat menggangguku.
Pagi, siang, malam, selalu kulewati di kamar berukuran kecil. Angin malam setia menemanikesendirianku.
�Que,� panggil seorang berbadan tegap dan berkepala plontos di siang yang sudahmulai terasa. Aku beranjak bangun dari tempat tidurku yang ekstra kecil,�Ada tamu,� katanya lag  sembari kedua tangannya membuka gembok kamarku.
�Lyd,� kataku saat kutemui gadis bernama Lyd telah duduk di hadapanku, di ambang jeruji   besi berbentuk bulat.  �Que,� desahnya pelang sembari jemarinya menggenggam erat jemariku,  dan setetes demi setetes air mata kesedihan bercampur kerinduan menggelinding pelang di atas pipinya    yang bulat.  �Aku rindu kamu, Que,�  ucapnya lagi di sela isakan tangisnya. Aku diam dan menunduk. Aku turut merasakan kerinduan dan kesedihan yang mendalam. Tidak seharusnya aku beradaditempat ini.
�Kenapa kamu lakukan ini semua, Que? Kenapa?�  Mata berlinang Lyd menatapku tajam, mata yang penuh ketidakpercayaan atas apa yang sudah kulakukan.
�Lyd,� ucapku pelan mengayun. Saat kukedipkan mata sesaat, Ia telah menghilang. �Lyd,     Lyd.......� panggilku semakin lama semakin keras. Tak lama, seorang petugas menarikku dan  mengamarkanku  lagi.
***
Empat tahun kemudian...
Aku telah menyelesaikan masa hukumanku, pemandangan indah kembali terlihat di kedua     bola mataku yang sayu. Entah kemana harus kulangkahkan kedua kakiku ini, semua orang yang kucintai dan kusayangi pergi meninggalkanku. Mereka sangat tidak menerima statusku sebagai seorang penipu dan seorang mantan narapidana.
Untuk sekedar mencari kerja, aku pun mengalami kesulitan. Setiap tempat yang kukunjungi selalu sama, yaitu tidak menerima mantan seorang narapidana. �Apakah ini konsekuensi yang harus kuterima setelah keluar dari tempat yang disebut sebagai tempat memeperbaiki diri itu?� tanyaku dalam hati.
Dan untuk menyambung hidup, aku menekuni pekerjaan sebagai seorang buruh bangunan. 
Di sini, aku mengenal seorang kepala proyek, bernama Ibu Lidia.  Hampir setiap soremalam  hingga  dihabiskan olehnya di tepi taman yang harum semerbak tak jauh dari tempatku bekerja.
�Ibu kenapa setiap sore hingga malam selalu menghabiskan waktu di tempat ini?� tanyaku saat kuberanikan diri menemuinya di bawah indahnya sinar rembulan.
�Coba kamu lihat bintang itu, ia begitu setia menerangi bumi,� katanya padaku sambil mengarahkan  pandangannya ke angkasa, � Ia tak akan pernah meninggalkan malam,  ia begitu setia menunggu    sampai fajar   tiba, walau fajar tanpa perasaan rela meninggalkannya dan menggantikannya dengan  cahaya  matahari.�
�Maksudnya, Bu?� tanyaku tak mengerti.
�Ah, lupakan saja,�  jawabnya.  �Dulu aku pernah mencintai seseorang seperti bintang itu, tapi ia      menyakitiku.�
�Lho?� gumamku bingung.
�Ia penipu, ia telah menipu orang yang aku sayangi, yaitu ayahku,�
�Terus?� tanyaku lagi penasaran.
�Ia kemudian dibui, dan aku menjadi sang fajar.�
�Aku nggak paham.�
�Aku meninggalkannya, Que.� 
�Seandainya orang itu kembali mencarimu, apa yang akan kamu lakukan?�
Ia terdiam mendengar tanyaku, �Aku belum tau,� balasnya.
�Seandainya lagi, orang yang kamu sayangi itu telah berubah, kamu akan berkata apa jika ia datang  dan menemuimu?�
Ia kembali terdiam, keningnya sedikit berkerut.
�Itu, aku juga belum tau akan berkata apa. Oh ya, bagaimana denganmu?�
Aku terperanjak, berat rasanya untuk bercerita padanya.
�Aku ditinggalkan kekasihku saat masih di penjara,� jawabku pelan.
�Kasihan sekali kamu, Que.�
�Ah, biasa aja, Bu.�
�Terus?�
�Terus, aku menjadi buruh seperti saat ini.�
�Maaf, bukan bermaksud menyibak luka di hatimu,�  ucap Bu Lidia lagi menyadari raut mukaku yang berubah drastis.
�Ini,� aku mengambil sebatang tangkai bunga yang sudah mengering dari dompetku. �Hanya ini yang masih tersisa. Dulu, lima tahun yang lalu, bunga ini kasih berwarna merah, sekarang hanya berbentuk tangkainya aja yang masih tersisa. Semua orang yang kucintai pergi meninggalkanku, begitu juga teman-temaknku, mungkin karena statusku sebagai seorang penjahat.�
�Jangan berkecil hati, Que. Semua pasti akan berubah menjadi baik asalkan kamu bisa mengambil pelajaran dari semua yang telah terjadi.�
�Que, boleh aku tau siapa nama kekasihmu yang begitu rela meninggalkanmu di saat kamu benar-     benar membutuhkan dukungannya?�
Aku terkejut bukan kepalang. Hatiku kembali berdetak kencang tak karuan.
�Lyd Semiola Febry�
Wajah Bu Lidia berubah seketika, matanya tajam menatapku.
�Kamu nggak salah nama?� tanya Bu Lidia seakan mengetahui sesuatu.
�Aku sangat yakin, Bu.�  Aku menjawab dengan lantang, �ini tangkai bunga yang dibawanya saat       terakhir kali ia mengunjungiku di penjara,�  lanjutku sambil mengangkat tangkai bunga mawar yang mengering.
Sejurus kemudian, Ibu Lidia memeluk tubuh kurusku, �Que, ini aku Lyd,� ucapnya di balik telingaku.
Aku sejenak terdiam shock mendengar pengakuan dari Bu Lidia yang mengaku sebagai Lyd.
�Lyd?� tanyaku sambil melepas pelukannya.
�Iya, aku Lyd, Lyd Semiola Febry,� katanya lantang sambil meneteskan air mata haru.
�Tapi, Lyd,� ucapku terbata-bata.
�Tapi kenapa?�
�Aku adalah seorang mantan narapidana. Dan aku adalah fajar.�
�Fajar yang akan selalu datang di saat sinarku akan redup,�  lanjut Lyd tersenyum,  kemudian            memelukku kembali.
***@@@***


PROFIL PENULIS

My complete name is Helly. Tamatan Universitas Tanjungpura tahun 2009, Jurusan Pendidikan bahasa Inggris.  Belajar menulis sejak 2010, empat yang lalu. Saat ini aku mengabdikan diri sebagai guru homorer di kampung kelahiranku, di SMPN 06 Ngabang Kab. Landak, Kalimantan Barat.
Aku adalah penikmat musik bergenre gothic metal. Moses Bandwidth, band asal Indramayu ini, telah menjadi inspirasiku sejak tahun 2008. 



***    ***   ***
Setiap karya yang kami publikasikan hak cipta dan isi tulisan sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis

Untuk Anggota Jaringan Penulis Indonesia yang mau mengirimkan karya harap mencatumkan subyek KARYA ANGGOTA + Tema Tulisan + Judul Tulisan pada email yang di kirim ke jaringanpenulis@gmail.com

Bagi yang ingin bergabung menjadi Anggota Jaringan Penulis Indonesia silahkan KLIK DISINI GRATIS

0 Response to "CERPEN : "QUE: Pelajaran di Bilik Penjara" By: Helly"

← Newer Post Older Post → Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)

All Blogger Tricks

POPULAR POSTS

  • CERPEN: "Tentang Senja Oleh" Oleh : Dina Nurhayati
    Tentang Senja Oleh:  Dina Nurhayati Engkau mengerti tentang kegundahanku yang tak tampak. Seperti pasir-pasir kecil yang kusembunyikan dalam...
  • AGENDA JPI JOGJA
    JARINGAN PENULIS INDONESIA Yogyakarta Akan mengadakan pertemuan rutin: Ngorbrol Bareng Penulis: Diskusi sastra, dari Ide sampe ke toko buku....
  • Anggota Resmi Jaringan Penulis Indonesia
                    Anggota Resmi Jaringan Penulis Indonesia adalah mereka yang telah bergabung dengan Jaringan Penulis Indonesia dan memiliki ...
  • CERPEN : "Di PDKT-in Hantu" Oleh : Ilham Ramadhan
    Di PDKT-in Hantu Oleh : Ilham Ramadhan                      Nama gue adalah Beno Castelard. Meskipun nama gue keren, tapi gue jomblo.   S...
  • CERPEN: "Sebuah Cerpen Berjudul Keris" By Endik Koeswoyo
    Sebuah Cerpen Berjudul Keris Malam semakin mejelang, para Gus itu mulai muncul dengan senyum masing-masing. Kalimat salam muncul lalu diikut...
  • OPINI : "JANGAN MINTA SAYA BERHENTI MENULIS" Oleh : Ekmi Yunita
     OPINI  JANGAN MINTA SAYA BERHENTI MENULIS  Oleh : Ekmi Yunita             Tidak banyak orang yang bisa menuangkan pikiran, gagasan bahkan ...
  • CERPEN : "SINGLE" Oleh: Vivi Priliyanti
    SINGLE Oleh: Vivi Priliyanti   September 2012             �Hmmm�tak terlalu buruk, tunggu kabar untuk pertemuan selanjutnya.� ekspresi ibu...
  • Sinopsis Film Pendek: Mengaku Anti Korupsi?
    Semakin ke sini semakin banyak yang membicarakan tentang korupsi. Dari pemerintahan yang berkoar-koar anti korupsi, namun entah, nyatanya ba...
  • CERPEN : "GONE..." By: Einca Ratna Sari
    GONE... By: Einca Ratna Sari �Mungkinkah kita bisa menikah?�           Kamu tertawa geli saat lagi-lagi kutanyakan hal yang sama. Aku tertun...
  • CERPEN : "SURAT CINTA NISA" Oleh: Eko Suseno
    SURAT CINTA NISA Oleh: Eko Suseno Satu pilihan yang A ku anggap tepat untuk saat ini adalah putus hubungan. Tidak ada lagi saling menyalahk...

Most Comennted

Blog Archive

  • ▼  2014 (102)
    • ►  December (2)
    • ►  November (8)
    • ►  October (30)
    • ▼  September (56)
      • CERBUNG : Bukan Siti Tapi Nurbaya Oleh: Endik Koes...
      • CERBUNG : Bukan Siti Tapi Nurbaya Oleh: Endik Koes...
      • CERPEN: "Gone2# --- NELANGSA" By: Einca Ratna Sari
      • PUISI: "DEAR FRIEND" By: Miumiu
      • CERPEN: "Keajaiban Cerita Merah Bata" By: Muhammad...
      • PROSA : TELEPORTASI HUJAN Oleh: Agyasaziya Raziev
      • CERPEN: "Luka" By: Fikry Hasyim
      • CERPEN : WINTER SOLSTICE Oleh Sahid Salahuddin
      • CERPEN: "DARA by Rofie Khaliffa
      • CERPEN : "GONE..." By: Einca Ratna Sari
      • CERPEN : "Pesan Untuk Luka" By: Deyanggi Bhinekasw...
      • CERPEN : "Warna Cinta Sejati" By: Eko Suseno
      • CERPEN : "QUE: Pelajaran di Bilik Penjara" By: Helly
      • CERPEN : "22 AGUSTUS" By: Roffie Khalifah
      • CERPEN : "Penantian Ibunda" By: Ayuyu Pertiwi
      • PUISI : "Kecupan Untuk Mbah Putri" By: Tri C Fakhri
      • CERPEN: "Behind the secret admirer" By: Syammas Pi...
      • CERBUNG : "Untitled" By: Eka Annisa
      • PUISI : "Malam ini aku merindukanmu, rindu memanda...
      • CERPEN : "Sepatu Athaya" By: Rofie Khaliffa
      • CERPEN : "HILANG... " Oleh: Einca Ratna Sari
      • CERPEN : "I MISS YOU" Oleh : Atika Puspita
      • CERPEN: "SE7EN GHOSTS" Oleh: MiuMiu Algorythmz
      • CERPEN : "SURAT CINTA NISA" Oleh: Eko Suseno
      • CERPEN : "KAMU" Oleh: Meilisa Eka Nur Alam
      • CERPEN : "SINGLE" Oleh: Vivi Priliyanti
      • OPINI : "JANGAN MINTA SAYA BERHENTI MENULIS" Oleh ...
      • CERPEN : "Hurt on Spring Sky" Oleh: Deyanggi Bhi
      • CERPEN : "Secangkir Kopi" Oleh : Tegar Noorwira D.P.
      • CERPEN : "Mei Heart Me" Oleh : Risky Fitria Harini
      • CERPEN : "Tok Tok Tok... !" Oleh : Rara Aywara
      • OPINI : "JODOH" Oleh : Muhammad Fikry Hasyim
      • CERPEN: "Dia (Dulu) Lelakiku" (Flash Fiction 329 ...
      • CERPEN : "Di PDKT-in Hantu" Oleh : Ilham Ramadhan
      • CERPEN : "Sepasang Cincin" Oleh : Fieqman Marsyam
      • CERPEN : "METROPOLIS" Oleh: Heri Purwoko
      • OPINI : "Mengingat Kematian" Oleh: Oleh: Jangku...
      • RESENSI NOVEL : "Love, Interrupted" Oleh: Mel Ara
      • Kritik Novel "Planet Graxpiex" Oleh: Planet Graxpiex
      • CERPEN : "Lelaki Pencemburu dan Bulan Biru" Oleh: ...
      • CERPEN : "You`re Write A Sins Not Tragedy" Oleh: E...
      • CERPEN : "DIA" Oleh : Rahazlen Avelia
      • CERPEN: "Tentang Senja Oleh" Oleh : Dina Nurhayati
      • OPINI : "Belajar dari Umar bin Khattab" Oleh: Jang...
      • CERPEN : "SATU (SAUDARA, TEMAN, BUDAYA)" Oleh : Ya...
      • DARIMANA DATANGNYA IDE ? Written by : Novy E.R.
      • CERPEN : "Tanyakan Pada Merlion" By Rofie Khaliffa
      • PUISI : "KAMU" By Cosiolenti Fellygrina
      • CERPEN: "Sebuah Cerpen Berjudul Keris" By Endik Ko...
      • Anggota Resmi Jaringan Penulis Indonesia
      • CERPEN : "Lukisan Terakhir Peri Pasir" BY Lidya Ok...
      • PUISI: TriCe Fakhri
      • CERPEN: "Diah, Dia Melodiku" Oleh : Alzhainmelody
      • PUISI: Ahmad Ali Ashshidiqi
      • PUSISI ZaEnal Abidin RiAm
      • PUISI Danang Amilian Supradana
    • ►  August (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (4)
  • ►  2013 (5)
    • ►  May (2)
    • ►  March (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2011 (5)
    • ►  May (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2010 (29)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (1)
    • ►  August (3)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (4)
    • ►  March (6)
    • ►  February (4)
    • ►  January (1)
  • ►  2009 (9)
    • ►  December (1)
    • ►  November (4)
    • ►  October (1)
    • ►  August (3)

About Us!

Risalah Islam

Kategori

  • AGENDA JPI
  • Alamat Penerbitan
  • Anggota Resmi Jaringan Penulis Indonesia
  • Biografi Penulis
  • Blog Sahabat
  • CERBUNG "Bukan Siti Tapi Nurbaya"
  • CERPEN JPI
  • Formulir Keanggotaan
  • INFO JPI
  • KARYA ANGGOTA
  • Kolaborasi 100 Penulis
  • Kritik Novel
  • OPINI JPI
  • Prosa
  • PROSA JPI
  • Puisi JPI
  • RESENSI NOVEL
  • REVIEW FILM
  • Sebilah Sayab Bidadari
  • Sinopsis Film Pendek
  • Sinopsis JPI
  • Tentang Sebuah Gagasan JPI
  • Tips dan Trik Menulis
  • VISI dan MISI Jaringan Penulis Indonesia
Copyright 2015 A. All Rights Reserved. Template by SL Blogger and CB Blogger. Original Theme by Mas Sugeng. Powered by Blogger